Presiden UEFA Pede Semua Orang Suka dengan Format Baru Liga Champions

Aleksander Ceferin: 99 Persen Orang Puas dengan Format Baru Liga Champions

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengklaim bahwa sebanyak 99 persen orang merasa puas dengan format baru Liga Champions yang diterapkan pada musim ini. Menurut Ceferin, respon yang diterima sangat positif meskipun awalnya terdapat kritik-kritik terhadap perubahan tersebut.

“Saya hanya mendengar respon-respon positif. Awalnya, fokus diarahkan pada berbagai kritik, yang muncul di manapun saat ada perubahan. Saya memperkirakan 99 persen orang saat ini puas dengan Liga Champions yang diperbarui,” ujar Ceferin seperti dilansir dari surat kabar Slovenia, DELO.

Format delapan grup yang digunakan sebelumnya telah digantikan dengan fase liga berisi 36 tim, sehingga kompetisi ini memainkan lebih banyak pertandingan dan melibatkan lebih banyak klub.

Fase Kompetisi

Masing-masing tim bermain melawan delapan lawan yang berbeda di fase liga. Niat awal UEFA adalah untuk meningkatkan jumlah pertandingan di antara klub-klub terbesar Eropa pada fase awal kompetisi ini. Fase liga kemudian diikuti oleh fase playoff gugur bagi tim-tim yang menghuni posisi kesembilan sampai 24 di klasemen akhir.

Juara Liga Champions sebanyak 15 kali, Real Madrid, berhadapan dengan juara 2023 Manchester City, dan pertandingan tersebut mencatat rekor baru untuk tayangan yang disiarkan secara langsung melalui platform Prime Video di Britania Raya. Lebih dari empat juta pemirsa menyaksikan leg pertama laga tersebut.

Kritik dan Kontroversi

Meski mendapat pujian, Liga Champions dengan format baru juga menghadapi kritik terkait kesejahteraan para pemain dan meningkatnya disparitas antara klub-klub Eropa dengan klub-klub lain di piramida sepak bola. Para penggemar pun memprotes perubahan tersebut, dan liga-liga domestik khawatir bahwa format yang diperbesar akan mengancam masa depan divisi-divisi mereka.

Peraturan Baru UEFA

Dalam reformasi lainnya, UEFA juga memperkenalkan peraturan biaya skuad (squad cost rule) menjelang musim 2023/2024. Peraturan tersebut mengatur bahwa total pengeluaran klub untuk transfer, gaji, dan biaya agen tidak boleh melebihi pemasukan mereka. Untuk musim ini, batas toleransi biaya tersebut adalah 80 persen, namun akan diturunkan menjadi 70 persen untuk musim depan.

Dengan berbagai perubahan ini, Liga Champions terus berusaha untuk meningkatkan kualitas kompetisi sambil menjaga kesejahteraan pemain dan keberlanjutan klub-klub di sektor sepak bola Eropa. Seiring berjalannya waktu, tentu akan terlihat dampak positif dan negatif dari perubahan-perubahan ini.

Penyusunan Klasemen Liga Champions

Sistem baru dalam Liga Champions dengan format liga menimbulkan perubahan dalam cara penyusunan klasemen. Setiap tim akan mengumpulkan poin dari setiap pertandingan, dan tim-tim dengan peringkat teratas akan melaju ke babak playoff. Hal ini memberikan peluang bagi klub-klub yang biasanya tidak masuk ke babak knockout untuk bersaing lebih lama dan memberikan kejutan dalam kompetisi.

Sebagai contoh, tim-tim seperti RB Leipzig dan Atalanta yang sebelumnya mungkin hanya berperan sebagai tim pendatang baru di babak grup kini memiliki kesempatan untuk menunjukkan potensinya dan menciptakan saingan yang lebih ketat di setiap pertandingan. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi klub-klub kecil untuk meraih kesuksesan dan memperoleh eksposur yang lebih luas di panggung Eropa.

Dampak Finansial

Perubahan format Liga Champions juga membawa dampak finansial yang signifikan bagi klub-klub yang berpartisipasi. Dengan lebih banyak pertandingan dan tayangan televisi yang lebih luas, klub-klub dapat meningkatkan pemasukan mereka melalui hak siar, sponsor, dan penjualan merchandise. Hal ini memberikan kesempatan bagi klub-klub untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka ke dalam pengembangan infrastruktur, akademi pemuda, dan pemain-pemain muda berbakat.

Namun, di sisi lain, klub-klub yang tidak mampu bersaing dalam kompetisi ini mungkin menghadapi kesulitan finansial lebih lanjut akibat disparitas yang semakin membesar antara klub-klub elite Eropa dan klub-klub lainnya. UEFA perlu memperhatikan dampak sosial dan ekonomi dari perubahan ini agar kompetisi tetap adil dan berkelanjutan bagi semua peserta.

Peran UEFA dalam Pengembangan Sepak Bola Eropa

UEFA memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sepak bola Eropa terus berkembang dan menjadi lebih kompetitif. Dengan memperkenalkan peraturan baru seperti squad cost rule, UEFA bertujuan untuk mengendalikan pengeluaran klub dan mencegah terjadinya distorsi pasar yang merugikan bagi kompetisi.

Selain itu, UEFA juga berperan dalam mempromosikan nilai-nilai fair play, integritas, dan solidaritas dalam sepak bola Eropa. Melalui berbagai program pengembangan pemuda, pembinaan wasit, dan peningkatan infrastruktur sepak bola di seluruh Eropa, UEFA berkomitmen untuk memajukan permainan ini ke level yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Dengan berbagai perubahan dan inovasi yang diperkenalkan dalam Liga Champions, sepak bola Eropa terus berkembang dan menarik minat penonton di seluruh dunia. Meskipun terdapat kontroversi dan kritik terhadap perubahan-perubahan tersebut, langkah-langkah ini bertujuan untuk memperbaiki kompetisi dan memastikan bahwa sepak bola tetap menjadi olahraga yang menarik dan kompetitif bagi semua pihak yang terlibat.

Seiring dengan berjalannya waktu, akan terlihat dampak sebenarnya dari format baru Liga Champions dan apakah perubahan tersebut mampu menciptakan kompetisi yang lebih seimbang dan berkelanjutan bagi klub-klub Eropa. Kritik dan masukan dari para pemangku kepentingan akan terus menjadi bahan evaluasi bagi UEFA dalam memajukan sepak bola Eropa ke masa depan yang lebih cerah.